Menggagas Sinergi Makassar Adopsi Teknologi Sampah dari Maniwa Jepang

AgnesSensei.com — Usai mendampingi kunjungan Senior Deputy Kementerian Pendidikan, Budaya, Olaraga, Sains dan Teknologi (MEXT) Jepang Yano Kazuhiko bersama rombongan di Makassar khususnya di Universitas Hasanuddin, awal Juli lalu.

Prof Dr Dorathea Agnes Rampisela MSi, pada akhir Juli lalu, juga membersamai Kepala Kantor Konsulat Jepang Ohasi Koichi, Penasihat Kebijakan Pembangunan Daerah JICA Shintani Naoyuki bertemu Sekertaris Daerah (Sekda) Makassar Andi Zulkifly yang didampingi Kepala BAPPEDA Makassar Muh Dahyal, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Makassar Helmi Budiman dan Kepala Diskominfo Makassar Muh Roem.

Dari akun resmi Instagram konsulerjepang_mks menyebutkan kunjungan pada tanggal 24 Juli, oleh Ohashi bersama Shintani dari JICA serta Prof Agnes dari Universitas Hasanuddin sebagai kunjungan kehormatan kepada Sekretaris Daerah Kota Makassar, Bapak Andi Zulkifly atas permintaan dari pihak Kota Maniwa, Prefektur Okayama.

Dalam kunjungan tersebut, terungkap, telah dilakukan pertukaran pendapat terkait proyek kerja sama antarkota antara Kota Maniwa dan Kota Makassar dalam rangka mewujudkan masyarakat bebas karbon, yang merupakan inisiatif dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.

Ohashi menyampaikan harapannya agar kerja sama antarkota Jepang dan Indonesia ini dapat berkontribusi dalam pembangunan masyarakat daerah yang berkelanjutan.

Sementara, rilis resmi Pemkot Makassar mengungkapkan pertemuan di Ruang Rapat Sekda Lantai 3 Kantor Balai Kota Makassar, itu juga sebagai silaturahmi dan diskusi mengenai sistem pengelolaan sampah di Kota Makassar.

Sekda Zulkifly mengatakan pihaknya saat ini fokus penanganan persampahan bagaimana mengurangi volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal itu menjadi bagian misi dalam pemerintahan pasangan Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham atau MULIA.

“Kami melihat dua hal yang bisa didiskusikan, salah satunya pengelohan sampah dengan menghasilkan pupuk cair. Nah, kami sudah kerja sama dengan Unhas sebagai pilot project soal pengolahan sampah organik. Karena memang Unhas menjadi salah satu hutan kota di Makassar,” ucap Sekda Zulkifly, Kamis.

Mantan Camat Ujung Pandang itu mengatakan, Pemkot Makassar tertarik dengan teknologi sampah yang diterapkan Pemkot Maniwa menjadi pupuk cair. Apalagi, kondisi Kota Makassar banyak pohon kemudian kuliner-kuliner sehingga potensi sampah organik lumayan banyak.

“Kita punya banyak taman di Makassar dan taman itu membutuhkan pupuk. Nah, kenapa kita tidak kerjasamakan dan mencari pilot project tentang pengolahan sampah menjadi pupuk cair ini,” harapnya.

Selain itu, kata Andi Zul–sapaan akrabnya menyampaikan, Pemkot Makassar soal pengelohan sampah fokusnya bagaimana mereduksi atau mengurangi volume sampah ke TPA. Di mana, setiap kecamatan akan diukur jumlah reduksi sampah.

“Tujuannya, sampah yang ada bisa dikurangi sampai ke TPA,” ungkapnya.

Sementara Prof Agnes menguraikan pertemuan ini membahas proyek kolaborasi antara Makassar dan Maniwa tidak sekedar berhenti pada program bantuan JICA. Tetapi, betul-betul bisa bermanfaat seperti pengurangan sampah.

“Kami sudah sepakat meniru pola Kota Maniwa, bagaimana sampah diubah menjadi pupuk cair. Kita berharap, bisa menambah pendapatan urban farming yang diinginkan pak wali,” jelas sosok menyuka kopi ini.

Lebih jauh, sosok yang akrab disapa Agnes Sensei itu menjelaskan, kolaborasi ini sudah berjalan dan telah ditetapkan sebagai proyek percontohan (pilot project) yang kini memasuki tahun kedua.

Universitas Hasanuddin (UNHAS) menjadi salah satu garda terdepan dalam implementasi proyek ini. Di UNHAS, fokus utama ditempatkan pada edukasi dan penelitian.

Fasilitas pengolahan sampah akan dibangun untuk meningkatkan pemahaman dan memfasilitasi riset mahasiswa. Lebih dari itu, proyek ini bertujuan mendidik generasi muda agar memiliki kesadaran tinggi dalam memilah sampah. Proyek percontohan ini akan berlanjut hingga tahun ketiga pada tahun depan.

“Dukungan signifikan juga akan datang dari pemerintah Jepang. Apabila Pemkot Makassar dan Kota Maniwa berhasil menyusun proposal yang komprehensif dan berkualitas, pemerintah Jepang siap memberikan dukungan finansial untuk merealisasikan hasil-hasil dari proyek percontohan ini,” ungkapnya.

​”Dengan dukungan ini, Makassar diharapkan mampu membangun sistem pengolahan sampah yang modern dan efektif. Harapannya, Kota Makassar dapat mewujudkan target bebas sampah dalam kurun waktu lima tahun ke depan, menjadi contoh kota yang berkelanjutan di Indonesia,” tambahnya. (*)

Leave a Reply